CATATAN KAMIS

THE LAW OF ATTRACTION (HUKUM TARIK MENARIK) DALAM ISLAM (2)

FAUZI ROCHMAN, M.S.I

Alumni Psikologi Pendidikan Islam UMY


Konsep Doa  menjadi proses tercapainya The law of Attraction 

Ketika kita sudah mengetahui bahwa hukum tarik menarik adalah sunnahtullah yang diberikan kepada siapapun. Maka bagi orang Islam perlu sekali memahami konsep ini menggunakan paradigma agama Islam. Sehingga setiap ilmu yang didapat dan diaplikasikan senantiasa terkait dengan rujukan agama Islam yang kita cintai ini yaitu al Quran dan Assunnah. Selain menambah pengetahuan juga menambah pahala jika diniatkan untuk mencari ridho Allah SWT.

Konsep dalam Islam begitu indah jika dipraktekkan dalam kehidupan sehari hari. Karena agama ini memang diturunkan oleh Allah SWT lewat perantara Nabi Muhammad sebagai role model kehidupan dan tertulis dalam al Quran serta Assunnah sebagai penjelas yang berisi perintah, larangan dan petunjuk untuk kebahagiaan hamba Allah SWT di dunia maupun di akhirat. 

Konsep yang pertama yang berkaitan dengan law attraction adalah konsep doa. setiap muslim senantiasa berdoa dalam keadaan lapang maupun sempit bahkan dalam hadis riwayat tirmidzi dikatakan doa adalah ruhnya atau pangkalnya ibadah. Sehingga doa merupakan aktivitas ibadah yang paling agung dengan demikian bisa difahami bahwa sebuah ibadah pasti mengandung doa kepada Allah SWT dan doa tanpa ibadah belumlah sempurna.

Sebuah Jurnal yang berjudul  The Law Attraction dan doa dalam Islam karya Muhammad Nurdin menjelaskan bahwa ustadz Syafi’i Antonio mengilustrasikan dalam sebuah skema bagaimana keterhubungan manusia dan intevensi / akselerasi Allah SWT (dari berdoa) dalam mempengaruhi tercapainya tujuan hidup manusia.

Allah SWT adalah sang pencipta tentu tidak terkena hukum duniawi seperti manusia. Karena dimana dimensi manusia hidup memiliki hukumnya sendiri seperti kelahiran, kematian, sehat, sakit dan lain sebagainya. Oleh karena itu Allahlah sebagai pengatur segalanya tak terikat oleh tempat dan waktu. Karena waktu dan tempat adalah ciptaanNya. Kekuatan Allah inilah yang menjadi satu satunya mempengaruhi bahkan menentukan segala aspek yang berkenaan dengan kehidupan manusia. Kalau masuk ke ranah tauhid maka ini merupakan tauhid rububiyah yang berarti bahwa Allah SWT adalah  pengatur segala sesuatu, dialah pemiliknya, dia  pencipta aturannya dan pemberi rizki kepada siapa yang di kehendakiNya.

Maka   tatkala ketika manusia memanjatkan doa, sesungguhnya ia sedang memohon intervensi Allah untuk mewujudkan keinginan, harapan atau cita cita yang sedang diusahakan. Dengan demikian berdoa merupakan salah satu (attract:menarik) segala hal yang diinginkan  oleh orang beriman.

Pemahaman orang beriman dalam berdoa tentu merujuk pada dalil naqli supaya menambah keyakinan sehingga ketika berdoa dia bener bener yakin bahwa Allah akan mengabulkan setiap doa hambaNya yang ikhlas dan memiliki hati yang bersih jauh dari kemaksiatan karena penghalang doa adalah kemaksiatan kepada Allah SWT. Dalil naqli tersebut berupa firman Allah SWT :

“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, Maka (jawablah), bahwasanya aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran. (Al Baqarah:186)

    Aplikasi dari ayat tersebut sudah dilakukan oleh orang orang sholeh terdahulu. Banyak cerita terkait ayat ini salah satunya adalah tiga pemuda yang tersesat didalam gua . Kisah ini sangat  menarik dan  masyhur dimana ketiga pemuda tersebut merupakan pemuda yang sholeh yang sedang bepergian karena hujan turun dengan derasnya mereka berteduh didalam  sebuah gua. Tiba tiba  batu besar  roboh dan menutup mulut gua. 

Kemudian mereka berfikir   tidak akan ada orang yang bisa menyelamatkan  bahkan  mereka akan mati dalam gua tersebut. Namun mereka berdiskusi Bersama  yang bisa menyelamatkan adalah Allah SWT, kemudian mereka berdoa pada Allah agar terbebaskan dari masalah dengan wasilah kebaikan yang pernah mereka lakukan .

Pemuda pertama mengatakan, ia mempunyai orangtua yang sudah renta. Ia juga mempunyai anak-anak yang masih kecil. Sebelum memberikan susu pada anak istirnya, ia memberikan terlebih dahulu pada orangtuanya. Maka pemuda tersebut berdoa kepada Allah SWT agar batu yang menutup mulut gua terbuka. Maka batu yang menutupi mulut gua bergeser sedikit sehingga terlihatlah keadaaan di luar gua.

Pemuda kedua berdoa serasa berwasilah dengan kebaikannya berupa memiliki sepupu yang cantik yang sedang kesusahan kemudian dia memberikan sejumlah uang agar bisa berhubungan dengannya. Namun tatkala mau berhubungan supupunya berkata “wahai hamba Alah takutlah kepada Allah dan jangan lah engkau membuka cincin (melakukan hubungan) kecuali dengan haknya (menikah)”. Kemudian pemuda tersebut meninggalkannya karena takut kepada Allah.  Setelah bedoa mulut gua terbuka separo namun belum bisa mengeluarkan mereka.

Kemudian pemuda yang terakhir  berdoa dengan wasilah pernah memiliki pekerja namun pekerja tersebut pergi sebelum mengambil upahnya, kemudian upahnya di putar sehingga menghasilkan sapi dan beberapa hewan ternak lainnya. Datanglah pekerja tersebut untuk mengambil haknya. Kemudian pemuda tersebut memberikan semua sapi dan hewan yang berasal dari upah pekerja tersebut. Maka  setelah selesai berdoa mulut gua tersebut terbuka dengan lebar.  

Kesimpulannya pertemuan antara dalil naqli dan dalil aqli dalam konsep The Law of Attraction akan memperkokoh keyakinan tentang keterkabulnya doa dari Allah SWT. Bahwa ada mekanisme, proses alam, pengaruh gelombang pikiran dan perasaan dalam keyakinan doa yang ijabah. Selain itu pentingnya untuk senantiasi mendekatkan diri kepada Allah SWT menjauhi segala kemaksiatan. Karena hati yang bersih menjadi urgensi  dalam setiap tahapan, untuk menjadikan doa lebih mudah dikabulkan oleh sang pencipta. 

Bersambung…


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama