CATATAN KAMIS

PENDIDIKAN SEPANJANG HAYAT

Fauzi Rochman

Alumni Psikologi Pendidikan Islam UMY

 

Manusia lahir dalam posisi  lemah yang tidak bisa hidup tanpa bantuan orang lain. Berbeda dengan anak itik ketika menetas dari telurnya mereka sudah bisa berjalan dan berenang. Berbeda dengan bayi manusia yang tidak memiliki kemampuan apapun setelah lahir. Namun dalam keterbatasan yang dimilikinya, bayi manusia  menyimpan potensi yang luar biasa. Sehingga perlu untuk memberikan bimbingan agar potensi yang dimiliki  berkembang dengan baik.  

Pendidikan merupakan   proses pembelajaran, bimbingan, latihan yang berupaya menggali dan mengembangkan potensi yang ada seperti kecerdasan intelektual maupun kecerdasaan spiritual. Maka setiap manusia perlu di bimbing untuk mengembangkan potensi tersebut. Proses pendidikan ini membutuhkan waktu tidak sebentar, bahkan membutuhkan waktu seumur hidup karena proses  tersebut selain agar manusia dapat mengembangkan potensi juga membantu manusia menyelesaikan permasalahan hidup yang senantiasa terus dihadapi. 

Di sisi lain jiwa manusia berkembang sejajar dengan pertumbuhan jasmani, sejak dari bayi, kanak-kanak dan seterusnya sampai dewasa dan masa tua. Makin besar makin berkembang  pula jiwanya. Dengan melalui tahap-tahap tertentu dan akhirnya anak itu mencapai kedewasaan baik dari segi kejiwaan maupun dari segi jasmani. Dalam perkembangan jiwa dan jasmani, manusia perlu belajar. Masa belajar itu bertingkat-tingkat, sejalan dengan fase-fase perkembangannya, sejak masa kanak-kanak sampai masa tua. Dan ini dapat dipahami bahwa belajar merupakan kebutuhan sebagai bekal untuk menempuh kehidupan di sepanjang hayatnya maupun kehidupan di akhiratnya. Seperti dalam surat al Qashas ayat 77 :

Artinya : Dan carilah pada apa yang telah dianugrahkan Allah kepadamu (keba-hagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan kebahagianmu dari (kenikmatan) dunia dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.

Dalam ayat kita diperintahkan menempuh persiapan menuju  kebaikan di kampung akhirat. Tentu saja persiapan-persiapan tersebut berupa persiapan dengan menjalankan  ajaran agama  yang berhubungan vertikal dengan Allah SWT maupun berhubungan horizontal dengan manusia. Seperi shalat, puasa, zakat, sodaqoh,  berbuat baik kepada semua orang. Selain itu juga Allah menganjurkan untuk mencari kebahagiaan dunia. Kebahagian dengan memiliki keluarga harmonis, pekerjaan yang baik, tingkat ekonomi yang baik. Tentu untuk mencapai kebahagian akhirat maupun dunia  tidak mungkin tercapai  jika tidak dilalui dengan pendidikan agama dan pendidikan  dunia, maka Imam Syafi’i mengatakan:

من أراد الدنيا فعليه بالعلم ومن أراد الأخرة فعليه بالعلم ومن أرادهما فعليه بالعلم


Artinya : Barangsiapa yang menginginkan ( kebahagian) dunia hendaknya ia dengan ilmu, barangsiapa yang menginginkan akhirat, hendaknya ia dengan ilmu dan barangsiapa yang menginginkan kebahagian keduanya, hendak ia dengan ilmu.

    Oleh karena itu pentingnya pentingnya menanamkan kesadaran untuk melakukan  pendidikan sepanjang hayat agar bisa meraih kebahagian akhirat dan kebahagian  dunia, sebagaimana yang dianjurkan oleh AlQuran surat al Qashas ayat 77.


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama