APA YANG BISA DIKASIHKAN?!

MILAD ke- 100 TAHUN PEMUDA MUH! 

PM CAB. TEGALREJO APA YANG DIKASIH?


Al-Qur'an surah Ibrahim ayat 24-26

أَلَمْ تَرَ كَيْفَ ضَرَبَ اللَّهُ مَثَلا كَلِمَةً طَيِّبَةً كَشَجَرَةٍ طَيِّبَةٍ أَصْلُهَا ثَابِتٌ وَفَرْعُهَا فِي السَّمَاءِ24

تُؤْتِي أُكُلَهَا كُلَّ حِينٍ بِإِذْنِ رَبِّهَا وَيَضْرِبُ اللَّهُ الأمْثَالَ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَ (25)

 وَمَثَلُ كَلِمَةٍ خَبِيثَةٍ كَشَجَرَةٍ خَبِيثَةٍ اجْتُثَّتْ مِنْ فَوْقِ الأرْضِ مَا لَهَا مِنْ قَرَارٍ (26)


 ARTINYA:

*Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit.*{24}  Pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat{25} 

Dan perumpamaan kalimat yang buruk seperti pohon yang buruk, yang telah dicabut dengan akar-akarnya dari permukaan bumi; tidak dapat tetap (tegak) sedikit pun.{26}


          


Gambaran nyata dalam perspektif surat ibrahim 24-25 dengan memberikan perumpamaan sebuah pohon yang baik akarnya kuat dan cabangya menjulang tinggi ke langit serta menghasilkan buah-buahan yang tidak kenal waktu, hal demikian merupakan gambaran bahwa bangunan yang kokoh atau baik bermula dari pondasi (akar) yang menancap ke dalam walaupun pada umumnya akar tidak terlihat namun akar itu mampu menumbuhkan cabang-cabang yang memberikan kemanfaatan dengan perumpaan  yang muncul yang tak mengenal waktu. Senantiasa memberikan kemanfaatan dalam segala situasi. Dan namun sebaliknya perumpamaan kalimat yang buruk seperti pohon yang buruk, yang telah dicabut dengan akar-akarnya dari permukaan bumi, tidak dapat tetap (tegak) memulai, tidak ada keberkahannya, tidak dapat tetap [tegak]  tidak punya dasar, tidak punya cabang serta senantiasa tidak memberikan kemanfataan dalam segala situasi.


Berangkat dari turunan Revitalisasi Akar Negeri PDPM Kota Yogyakarta, yang merupakan sebuah gagasan fundamental. Maka PCPM  Tegalrejo mencoba memahami dan mengamalkan sebuah kekuatan Keagamaan dan Kemandirian. 

Makna  revitalisasi akar negeri  kekuatan agama ini menjadi point pertamaa untuk rahmatan lil ‘alamin yang membawa kebahagiaan bagi seluruh umat manusia. Religiusitas mengalami pasang surut menjadi sesuatu yang harus senantiasa dirawat, dipupuk serta disiram bak layaknya akar pohon itu sendiri. Bahkan bentuk kebaikan wajib diperoleh dengan upaya serius, konkret serta rasional  bukan dengan landai,santai serta irasional dalam melakukan Fastabiqul khoirat dikalangan pemuda dan lebih khususnya pemuda islam. Selanjutnya, makna  revitalisasi akar negeri yang kedua kekuatan kemandirian sangat penting bagi Pemuda Muhammadiyah (PM)   dengan tujuan menghimpun, membina dan menggerakkan potensi pemuda islam demi terwujudnya kader persyarikatan,Umat dan bangsa  sekaligus untuk menjadi karakter dan jati diri yang selama ini melekat teologi al maun yang di implementasikan dengan kedermawanan (feeding). Gambaran gagasan  dan harapan tersebut bisa terlaksana dan menjadikan kekuatan ekonomi besar bagi internal pemuda muhamadiyah, dan lingkungan muhammadiyah pada umumnya. 


Jazakumullah Khairan katsira.

M AMIEN MUJADDID
PENULIS



Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama