Catatan Jumat

SUNNAH KAFARATUL MAJELIS | Catatan Jumat
(Denis Arifandi Pakih Sati)
__

Seringkali, dalam berbagai Majelis atau Pertemuan yang kita hadiri, ada maksiat lisan yang diperbuat. Ada Ghibah (gunjing), Namimah (adu domba), kata-kata yang tidak pantas, merendahkan dan menghinakan orang lain, berbohong walaupun hanya bercanda, marah dan murka. Dan banyak lagi keburukan lisan semisalnya. 

Lisan tidak bertulang, namun bisa mengantarkan kepada kehancuran. Dalam riwayat al-Turmudzi, suatu hari Muadz bin Jabal radhiyallahu anhu bertanya kepada Rasulullah Saw, "Wahai Nabi Allah SWT, apakah kita akan dihukum karena apa yang kita bicarakan?" Beliau menjawab, "Tsakilatka Ummuka wahai Muadz, tidaklah manusia dilemparkan ke Neraka dengan wajah tersungkur, kecuali karena hasil perbuatan lisan mereka." 

Maka, apa cara terbaik yang bisa kita lakukan? 
Jaga Lisan. Jangan bekata dan berucap apapun, kecuali hal-hal yang diridhai Allah SWT. 

Tapi realitanya, kita tetaplah hamba-hamba Allah SWT yang dhaif. Kadangkala sudah berusaha keras mengekang lisan, namun tetap saja masih terjerumus. 

Maka, untuk menghapus dosa akibat kelemahan kita ini, Allah SWT berikan jalan keluarnya, yaitu dengan Sunnah Kafaratul Majelis. 

Diriwayatkan oleh al-Turmudzi, dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, Rasulullah Saw bersabda, "Siapa yang duduk di suatu Majelis, kemudian banyak melakukan kesalahan di dalamnya, maka hendaklah ia mengucapkan sebelum berdiri dari Majelisnya itu: 
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وبَحَمْدكَ أشْهدُ أنْ لا إلهَ إلا أنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وأتُوبُ إِلَيْكَ
'Maha Suci Engkau ya Allah, dan dengan segala puji bagi-Mu, saya bersaksi bahwa tidak ada ilah kecuali Engkau. Saya memohon ampun kepada-Mu dan bertaubat.'
Kecuali, diampunkan apa yang terjadi dalam Majelisnya itu." 

Kita, idealnya, menghafalkan doa ini, membacanya di setiap majelis yang kita adakan dan kita hadiri. Mudah-mudahan Allah SWT ampunkan segala dosa dan kesalahan kita. []

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama