Nasihat Ali bin Abi Thalib kepada Kumail: Keutamaan Ilmu
KABID DAKWAH PRPM TOMPEYAN {ALFANDI ILHAM }
Ali bin Abi Thalib adalah salah seorang sahabat yang dijamin masuk surga dan salah seorang dari enam ahli syura. Beliau termasuk sahabat yang Rasulullah saw wafat dalam keridhaan kepadanya. Khalifah rasyidah yang keempat dalam sejarah Islam ini memiliki nama lengkap Ali bin Abi Thalib bin Abdi Manaf bin Abdul Muthallib. Beliau adalah keponakan sekaligus menantu Rasulullah saw yakni suami putri Rasulullah saw Fathimah az-Zahra. Ali bin Abi Thalib dikenal memiliki banyak keutamaan. Ibnu Katsir berkata, “Di antara keutamaan Ali bin Abi Thalib adalah beliau termasuk satu dari sepuluh sahabat yang dijamin masuk surga dan yang paling dekat hubungan nasabnya kepada Rasulullah saw.” Imam al-Bukhari meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda, “Engkau (Ali bin Abi Thalib) bagian dariku dan aku adalah bagian darimu.” Umar bin Khattab berkata, “Rasulullah saw wafat dalam keadaan meridhainya (Ali bin Abi Thalib).”
Terdapat sebuah nasihat yang menyentuh serta dalam maknanya yang sampaikan oleh Ali bin Abi Thalib kepada Kumail bin Ziyad an-Nakha’i. Pada suatu hari, Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib menggandeng tangan Kumail dan membawanya ke suatu tempat. Sesampainya di sana, Ali bin Abi Thalib menarik nafas panjang dan memberikan nasihat-nasihat kepada Kumail. Ali bin Abi Thalib berkata kepada Kumail, “Wahai Kumail, sesungguhnya hati manusia itu seperti wadah, yang terbaik darinya ialah yang paling rapi dalam menjaga segala hal yang disimpan di dalamnya.” Ali bin Abi Thalib membagi manusia ke dalam dua kelompok. Pertama rabbaniy atau berilmu, yaitu orang yang senantiasa belajar dan selalu berusaha agar berada di jalan keselamatan. Kedua, adalah orang-orang awam yang bodoh dan picik, yaitu mereka yang mengikuti suara yang benar maupun bathil, bergoyang bersama setiap angin yang berhembus, tidak bersuluh dengan cahaya ilmu dan tidak melindungi diri dengan pegangan yang teguh.
Kemudian, Ali bin Thalib berkata kepada Kumail, “Wahai Kumail, ilmu adalah lebih utama dari pada harta. Ilmu menjagamu sedangkan harta harus kau jaga. Harta akan berkurang ketika diinfakkan, sedangkan ilmu akan semakin subur bila kau bagikan. Kaum penumpuk harta telah mati di masa hidupnya. Namun, orang yang berilmu akan tetap hidup sepanjang masa.” Ali bin Abi Thalib juga menjelaskan bahwa banyak orang yang cerdas akalnya, tetapi ia tidak dapat dipercaya. Tidak sedikit orang yang berilmu tapi justru memperalat ilmu itu untuk kepentingan dunia, menindas orang lain dan memaksakan kehendak kepada orang lain. begitulah ilmu menjadi mati dengan kematian pemabawanya. Bagi Ali bin Abi Thalib hakikat ilmu itu menghujam ke dalam lubuk kesadaran nurani. Sehingga orang yang berilmu akan mampu hidup zuhud dengan mudah tanpa merasa sulit dan banyak keluh kesah. Hati orang yang berilmu akan tentram dari segala hal yang menyebabkan orang jahil gelisah dan gusar. Orang yang berilmu mereka hidup di dunia ini dengan tubuh yang tersangkut di tempat yang amat tinggi. Mereka itulah khalifah-khalifah Allah di bumi.
Demikianlah nasihat Ali bin Abi Thalib kepada Kumail bin Ziyad. Pesan dan pelajaran yang dapat diambil adalah betapa pentingnya ilmu dalam menjalani kehidupan ini. Orang yang berilmu memiliki banyak keutamaan salah satunya sebagaimana disebutkan dalam Q.S al-Mujadilah: 11,
يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آَمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ (11) ...
“...Niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman diantara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Mahateliti apa yang kamu kerjakan.”
Dalam hadis Nabi saw juga disebutkan bahwa para ulama adalah pewaris para nabi. Selain itu Rasulullah saw bersabda, “Orang alim itu ialah orang kepercayaan Allah di bumi.” Rasulullah saw juga bersabda, “Pada hari kiamat nanti yang akan memberi syafaat adalah para nabi, kemudian para ulama, lalu para syuhada.”
Berkata Fath Mushili, “Bukankah orang yang sakit itu bila dilarang untuk makan dan minum serta berobat maka akan mati? Begitu pula hati, apabila tidak diberi hikmah serta ilmu selama tiga hari maka akan mati.” Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya para malaikat telah merendahkan sayap-sayapnya bagi penuntut ilmu, sebab ridha dengan apa yang dilakukannya.” Akan tetapi, seorang yang berilmu memiliki tanggung jawab yang besar atas ilmunya. Bahkan, ilmu itu bisa mengantarkan pemiliknya menuju kesengsaraan. Ada sebuah ungkapan yang sudah sangat terkenal yaitu ilmu tanpa amal bagaikan pohon yang tak berbuah.
Rasulullah saw bersabda, “Orang yang paling keras siksanya di hari kiamat ialah orang alim yang tidak diberi manfaat oleh Allah, dengan ilmu-Nya.” Kemudian, Rasulullah saw juga bersabda, “Barangsiapa yang bertambah ilmunya, tetapi tidak bertambah petunjuk yang diperolehnya, maka ia pun akan semakin jauh dari Allah.” Ibnu Ruslan berkata dalam sebuah syair,
فعالم بعلمه لم يعملن# معذب من قبل عباد الوثن
“Orang yang alim kalau tidak mengamalkan ilmunya # akan diazab sebelum orang yang menyembah berhala.”
Ilmu memiliki banyak keutamaan dan Islam adalah agama yang sangat menunjung tinggi ilmu. Maka, carilah ilmu itu dimanapun dan kapanpun, kemudian setelah mendapatkannya amalkanlah. Sebaik-baik manusia adalah dia yang paling bermanfaat bagi orang lain.